Ponorogo Mediasangmuslim.com - Ribuan umat muslim yang tergabung dalam Gerakan Ahlussunah Waljamaah Malang raya melakukan aksi unjuk rasa tangkap Ahok di depan Balaikota Malang, Jawa Timur, 21 Oktober 2016.
Sejumlah massa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Umat Islam Bersatu (FKUIB) Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, berencana mengikuti aksi bela Islam Jilid III yang direncanakan pada 25 November 2016 di Jakarta.
Mereka bakal diangkut 100 bus menuju Ibu Kota.
Proses pendaftaran berlangsung di halaman rumah salah satu donatur FKUIB di Jalan Semeru, Kelurahan Nologaten, Kabupaten Ponorogo, sejak Senin, 14 November 2016. "Untuk administrasi dan jumlah pastinya (yang berangkat) masih direkap," kata Suwardi ketika dihubungi, Selasa, 15 November 2016.
Ia tidak bersedia menjelaskan lebih rinci tentang rencana FKUIB mengikuti Aksi Bela Islam III. Suwardi menyatakan pihaknya masih bertatap muka dengan Kepala Kepolisian Resor Ponorogo Ajun Komisaris Besar Harun Yuni Aprin di markas kepolisian setempat.
"Nanti saja, pak kyai kami masih di dalam (ruangan Polres). Saya juga masih banyak tamu," ujar Suwardi tanpa menyebut lokasi keberadannya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Suwardi berangkat dari kediamannya ke Markas Polres pagi tadi. Saat Tempo mendatangi rumahnya, pria yang dikenal sebagai pengusaha kedelai ini tidak berada di tempat. "Tadi dipanggil Kapolres," ujar seseorang yang menurunkan tenda dari mobil pikap ke samping rumah Suwardi.
Selain Suwardi tidak berada di rumah, spanduk bertuliskan 'Tempat Pendaftaran Aksi Bela Islam III' yang sebelumnya terpasang di halaman rumahnya juga telah hilang. Sejumlah warga setempat menduga spanduk itu dilepas aparat kepolisian. "Sore kemarin sudah tidak ada lagi," kata salah seorang warga ketika ditemui di dekat kediaman Suwardi.
Ditemui terpisah, Kapolres Ponorogo Ajun Komisaris Besar Harun Yuni Aprin menyarankan warga Ponorogo ikut menggelar aksi Bela Islam di wilayahnya. "Kami berharap (FKUIB) tidak berangkat ke Jakarta. Sebaiknya tetap di Ponorogo," kata dia.
Harun menilai keberangkatan warga Ponorogo ke Jakarta untuk ikut aksi berpotensi menimbulkan masalah bagi setiap individu. "Ada kerawanan tersesat karena Jakarta bukan daerah kita," ujarnya.