-->

GNPF MUI Minta DPR Selidiki Tindakan Represif Aparat (Polisi) dalam Aksi 411

Chia sẻ bài viết bài trên: :

Jakarta Mediasangmuslim.com - Sejumlah Ormas,Tokoh ulama,Dan Tokoh yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia [ GNPF - MUI ] Mulai melakukan pertemuan dengan pimpinan DPR RI di Ruang Rapat Pemimpin DPR Senayan Jakarta,Kompleks Parlemen,Pada Hari Kamis (17/11/2016).

Delegasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majlis Ulama Indonesia GNPF - MUI yang hadir Dalam Rapat antara lain Habib Rizieq Syihab,Munarman,KH Shabri Lubis,KH Abdul Rasyid Abdullah Syafiie,KH Muhammad al Khaththath,Hj Nurdiati Akma dll.

Sementara Dari pimpinan DPR yaitu Ketua DPR RI Ade Komarudin bersama empat wakil ketua antara lain Fahri Hamzah,Fadli Zon,Agus Hermanto, Dan Taufik Kurniawan .

Pembina GNPF - MUI Habib Rizieq Syihab mengatakan,pertemuan dengan Anggota DPR tersebut untuk meminta DPR menggunakan kewenangannya untuk memanggil sekaligus menyelidiki dan meminta keterangan Presiden kenapa pada aksi damai 4 November 2016 yang lalu tidak mau menemui delegasi ulama,Dan Umat Muslim.
"Padahal kami datang secara baik-baik dan Penuh Damai untuk melakukan dialog masalah penegakan hukum terkait penistaan agama yang dilakukan Oleh Gubernur Non Aktif Ahok"Tuturnya.
Menurut Habib Rizieq Syihab,keputusan Presiden meninggalkan para ulama dan jutaan Umat( rakyat )yang ingin menemuinya merupakan tindakan yang tidak terpuji Dan Memalukan.
Tuturnya tak ada alasan bagi Jokowi untuk tidak terima para delegasi ulama yang Tergabung Dalam GNPF - MUI Dan koordinator massa aksi sejak jauh hari juga telah berkomunikasi agar Jokowi mau menemui para ulama Pada Hari Jumat 4 November 2015 yang Lalu.
"Dan kami tegaskan bahwa tidak ada acara yang lebih penting selain Presiden harus menemui Ulama Dan jutaan Umat Muslim( rakyat ) yang mendatanginya Saay itu"jelasnya.
Tak hanya itu saja,Habib Rizieq juga menjelaskan mengapa massa belum juga bubar setelah pukul 18.00 WIB 4 November 2016 yang Lalu.
Itu dikarenakan pertemuan perwakilan ulama dengan Wapres Jusuf Kalla masih berlangsung Dan Masih Dalam Dialog.
"namun itu delegasi kita yang masih melakukan nego dengan wapres dan pendampingnya adalah K.H Arifin Ilham menemui Wapres.
Kami di luar masih menunggu tapi ternyata akhirnya aparat melakukan tindakan Kasar represif yang Tidak Terpuji Tersebut.
Kami tolak apabila aparat melakukan tindakan represif itu sebagai bentuk Protap bahwa jam 18.00 WIB itu bubar tentunya ketertiban umum harus dikedepankan di atas Protap tersebut.
Seharusnya saat proses negosiasi tidak boleh ada tembakan dari aparat apa lagi dalam aksi damai kemarin 04 November 2016"sebut Habib Rizieq.
Bahkan saat terjadinya tembakan gas air mata,aparat seolah-olah tidak melaksanakan instruksi Kapolri dan Panglima TNI yang minta dihentikan tembakan yang di tujukan ke ulama dan umat muslim.
"Ini yang membuat kami curiga,ada komando lain yang menggerakkan aparat di lapangan Tersebut"Tutur Habib Rizieq Syihab.
Oleh karena itu saya dan Tokoh GNPPF-MUI meminta DPR untuk menyelidiki tindakan refresif dari aparat tersebut sehingga menyebabkan para ulama habib dan ratusan massa terluka bahkan ada yang meninggal apa lagi kami dalam aksi damai,bukan aksi menggulingkan pemerintahan.
"Kami tidak menerima adanya upaya pembantaian terhadap massa aksi damai Kemarin "Tuturnya Habib Rizieq Syihab.
Mendengar pemaparan tersebut,Ketua DPR RI Ade Komarudin berjanji akan meneruskan pemasalahan ini dalam rapat DPR RI.
"Kami akan mendorong, mengkomunikasikan ini kepada alat kelengkapan yang bertugas untuk pengawasan di sektor penegakan hukum yaitu Komisi III,yang pada 4 November juga memberikan advokasi,"kata Ade Komarudin.
"Soal hak-hak tadi,pasti akan kami komunikasikan kepada para anggota tentang hak tersebut,karena itu memang hak anggota dan kami akan komunikasikan pesan para ulama dan habib yang tergabung dalam GNPF MUI dan akan kami komunikasikan pada rapat konsultasi dan pimpinan fraksi "Tutur Ade Komarudin anggota DPR RI tersebut.[adhila]

Penyunting Berita:[ipe]

Custamer Care :081211909138