Yangon - Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi menunda kunjungannya ke Indonesia pada Desember mendatang. Penundaan ini diumumkan setelah kepolisian Indonesia menggagalkan rencana pengeboman Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta.
Seperti dilansir AFP, Selasa (29/11/2016), Suu Kyi berencana untuk mengunjungi Indonesia setelah melakukan kunjungan ke Singapura pada 30 November hingga 2 Desember mendatang. Namun seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Myanmar menyatakan rencana kunjungan itu ditunda.
"Kami menunda kunjungan ke Indonesia karena persoalan di Rakhine dan juga wilayah utara Shan State," terang Wakil Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Myanmar, Aye Aye Soe. Shan State merupakan lokasi pertempuran militer Myanmar dengan pemberontak etnis.
"Rencana kunjungan akan diatur dalam waktu dekat," tutur Aye Aye Soe kepada AFP, sembari membantah penundaan ini didasari alasan keamanan.
Baca juga: Negara Barat Makin Prihatin Akan Cara Suu Kyi Tangani Kekerasan di Myanmar
Namun diketahui pekan lalu, Polri menangkap sejumlah terduga teroris di beberapa wilayah. Terduga teroris perakit bom bernama Rio Priatna Wibowo ditangkap pada Rabu (23/11), di Majalengka, Jawa Barat. Dalam penangkapan itu, polisi menyita sejumlah besar peledak dengan kekuatan tinggi.
Pada Sabtu (26/11), Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror menangkap terduga teroris bernama Bahrain Agam di Aceh Utara. Lalu pada Minggu (27/11) pagi, Densus 88 meringkus satu lagi terduga teroris bernama Saiful Bahri di Serang, Banten. Baik Bahrain maupun Saiful sama-sama diyakini sebagai anggota jaringan Rio Priatna Wibowo. Dari penangkapan itu, terungkap rencana pengeboman sejumlah lokasi, termasuk Kedubes Myanmar di Jakarta.
"Tersangka (Saiful-red) turut merencanakan pengeboman di Gedung DPR RI, Mabes Polri, Kedutaan Myanmar dan Stasiun TvOne dan Metro TV," terang Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar dalam keterangannya kepada detikcom, Minggu (27/11).
Ditambahkan Boy Rafli, bahwa anggota jaringan Rio Priatna Wibowo juga merupakan anggota kelompok Jemaah Ansar Daulah atau JAD, yang telah berbaiat kepada militan radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). "Kelompok jaringan Rio merupakan sel JAD yang berbaiat kepada ISIS," ungkap Boy.
Baca juga: Polri: Terduga Teroris Banten Rencanakan Bom Gedung DPR dan Mabes Polri
Sementara itu, terkait krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar, sejumlah unjuk rasa digelar di beberapa negara termasuk Indonesia. Ratusan demonstran menggelar aksinya di Jakarta, pekan lalu, menyerukan pemerintah memutuskan hubungan diplomatik dengan Myanmar terkait penindasan kepada minoritas Rohingya di Rakhine.
(nvc/bpn)
Aung San Suu Kyi Tunda Kunjungan ke Indonesia
Aung San Suu Kyi saat berpidato di hadapan Majelis Umum PBB (REUTERS/Carlo Allegri)